Memahami Pendakian Melalui Karya Peringga Ancala

Agustus 06, 2019


Pada postingan ini, aku akan bahas kembali novel seri YARN tapi aku sudah tidak ingat ini novel yang keberapa yang aku bahas.

Novel seri YARN kali ini bisa dibilang berbeda, karena tema yang diangkat adalah soal pendakian. Summit, karya dari kak Peringga Ancala yang diterbitkan oleh Ice Cube pada tahun 2015 ini sungguh menarik karena bila novel seri YARN lainnya lebih ke mentalillnes dan kali ini lebih ke pembelajaran tentang kehidupan melalui alam.

Sebelumnya apa sih yang ada dibenak kalian ketika ada kata pendakian ? apa pandangan kalian soal pendakian dan anak-anak pecinta alam ?

Nah, di novel ini bercerita tentang Idan yang tidak menyukai anak-anak pecinta alam dan tanpa pengalaman ingin menyentuh puncak Rinjani. Lalu, Idan bertemu dengan Lika seorang gadis asli suku Sasak yang begitu menyukai alam dan Rinjani itu taman bermainnya Lika sejak kecil.  Lika yang awalnya harus berpuas diri menjadi pemandu wisata keliling desa karena para trekking  lebih percaya trekking guide laki-laki dan ketika bertemunya Lika dengan Idan ini adalah sebuah kesempatan untuk Lika. Lalu apakah pendakian mereka berdua akan berhasil ?

Baca deh baca novel ini hehe...

************************



Sebelum membahas lebih dalam ada salah satu kutipan di novel ini yang aku suka yaitu
" Semua orang punya impian dan mimpi yang harus dikejar - tak peduli sepanjang apa dan sekeras apa kerja harus aku lakukan untuk mewujudkannya, sementara hidup itu seperti gunung - selalu lebih jauh, lebih tinggi, dan lebih berat medannya daripada apa yang lebih terlihat." - hal 176
Kata-kata diatas begitu menyadarkan aku, bahwa semua mimpi itu harus dikejar mau sepanjang dan sekeras apa rintangan yang ada didepannya untuk mewujudkan itu semua harus yakin bahwa pasti bisa dan ibarat seperti sedang mendaki dimana gunung itu ada naik dan turunnya. Ini sama halnya dengan kehidupan, kadang berada diposisi teratas dan kadang berada dititik paling rendah sekalipun.

******
Sudut Pandang

Dalam novel ini, kak Peringga Ancala menggunakan sudut pandang orang pertama dimana novel ini menggunakan sudut pandang Aidan dan Lika. Ini terbukti pada tiap babnya tertulis nama Aidan ketika yang bercerita itu adalah Aidan dan ketika Lika yang bercerita pada babnya tertulis nama Lika.

Penokohan

Saatnya kita bahas tentang Aidan dan Lika, kedua pemeran dalam novel ini yang karakternya begitu bertolak belakang satu sama lain.

Pertama-tama aku akan membahas Aidan terlebih dahulu, karena Aidan ini merupakah tokoh yang menjengkelkan diawal, ingin rasanya aku pukul kepalanya agar sadar bahwa apa yang akan dia lakukan itu salah dan membahayakan dirinya yang tidak pernah mendaki. Aidan merupakan laki-laki yang memiliki gengsi tinggi, kerasa kepala, tidak mau mendengarkan orang lain, dan dia sangat tidak menyukai anak pecinta alam. Semakin menuju akhir, sifat Aidan banyak berubah berkat Lika dan pendakian yang mereka lakukan. Perubahan apa yang terjadi pada Aidan ? Semua bisa terjelaskan dalam novel Summit, kalian coba cari dan baca yaaa.

Sedangkan Lika, adalah seorang gadis petualang yang memiliki mimpi menjadi trekking guide perempuan yang berlisensi. Lika selalu mementingkan keselamatan orang-orang yang dipandunya, ramah, tidak egois, dan bisa memaknai hidup dengan alam.

Plot

Pada novel ini, alur yang digunakan adalah alur maju dan mundur. Alur mundurnya itu ketika Aidan mengingat tentang mantan yang memutuskan dirinya karena anak pecinta alam, selebihnya alur yang digunakan adalah alur maju. Ketika alur yang digunakan adalah alur mundur kak Peringga Ancala membuat alur itu seperti bercerita dan itu membuat aku sebagai pembaca begitu menikmati dan juga merasakan perasaan Aidan ketika membacanya.

Pesan Moral 

Ketika membaca novel Summit, kalian akan menemukan begitu banyak pembelajaran kehidupan melalui pendakian Aidan dan Lika.

"Jangan bunuh apa pun kecuali waktu, jangan ambil apa pun kecuali foto, dan jangan tinggalkan apa pun kecuali jejak. Salam literasi!" - Summit

Kutipan diatas ini akan kita baca sebelum memulai petualan bersama Aidan dan Lika, yang dituliskan oleh kak Peringga Ancala dengan maksud yang aku tangkap adalah ketika kita melakukan pendakian, ketika melakukan petualangan, dan ketika kita travelling jangan merusak alam. Tetap jaga tempat yang kita tuju itu ketika pulang seperti saat kita datang dan bila ingin mengabadikan tempat maupun momen maka abadikan dengan foto bukan dengan mengambil barang atau memetik bunga yang ada dan menyebabkan kita merusak alam yang ada.

"Pendakian itu bukan untuk menaklukan puncak gunung, tapi menaklukan ego." - hal 5

Kutipan diatas mengajarkan bahwa ketika kita melakukan pendakian bukanlah berapa tinggi puncak yang akan kita daki tapi bisakah kita menaklukan keegoisan kita dengan bekerjasama dengan pendaki lainnya untuk mencapai puncak ? Bisakah kita saling bahu membahu dan saling tolong menolong ketika berada dalam perjalanan menuju puncak ? Itulah yang harus kita taklukan.

"Kau terlalu sibuk dengan perasaanmu. Hidup itu tidak melulu berputar di masalah hati. Ada banyak hal lain yang lebih penting. Masa mudamu sia-sia kalau hanya dipenuhi emosi negatif begitu." - hal 91

Aku paling suka nih, sama kata-kata diatas soalnya kata-kata itu menyadarkanku bahwa diluar sana masih banyak masalah yang lebih penting dari pada urusan hati. Banyak hal yang bisa dilakuin untuk diriku sendiri dan aku harus maju kedepan bukan hanya melihat kebelakang serta merasa kecewa terus-terusan.

Sebenarnya masih banyak pembelajaran yang ingin aku jabarkan tapi sepertinya tidak akan seru bila kalian tidak membaca novel Summit karya kak Peringga Ancala ini. Mumpung nih mumpung, banyak bookstagram yang lagi buka jastip kalian bisa titip ke mereka buat cariin buku kak Peringga ini looh.

******
Sekarang menuju ke pembahasan terakhir yaitu finall review dari novel ini. Novel Summit merupakan salah satu novel yang aku rekomendasaiin buat kalian baca dan kalian cari karena novel ini salah satu novel seri YARN yang bahasanya ringan tapi penuh maksud dan tidak membingungkan. Novel ini pun menurut aku bukan novel yang berat seperti seri YARN lainnya, novel ini merupakan novel yang bisa kita baca yang membuat kita bisa belajar akan kehidupan melalui kisan Aidan dan Lika.

Novel selalu ada unsur cinta didalamnya, dan novel inipun hadir dengan unsur itu tapi bukan hanya soal cinta kepada pasangan tapi juga cinta terhadap pekerjaan, cita-cita, dan juga alam. Kak Peringga mampu mengemas unsur ini dengan sangat indah, mampu membuat aku sebagai pembaca belajar banyak hal dari novel ini dan juga merasakan pengalaman dalam mendaki padahal aku belum pernah sama sekali tapi ketegangan yang ada dalam novel ini dapat aku rasakan.

Sekali lagi, silahkan kalian cari novel ini dan jastip ke bookstagram yang lagi buka jasa titip karena novel ini merupakan novel yang sudah sulit dicari. Bila kalian kebingungan bookstagram mana aja yang buka jastip kalian bisa mampir ke akun instagramku dan disana nanti aku bakal share bookstagram mana aja yang buka jastip, aku berharapnya banyak yang bisa menemukan buku-buku ini di sale kota mereka.

You Might Also Like

1 komentar

  1. Love it!���� Review-nya detil banget. Selamat mengejar mimpi & cita-cita, Dian! ����

    BalasHapus