Memahami Perbedaan dalam Novel Versus Karya Robin Wijaya

Mei 14, 2019


Aku bersyukur sekali karena menemukan novel ini yang berada pada tumpukan - tumpukan buku bazar yang diadakan Gramedia Pandanaran Semarang, aku lupa menemukannya novel sebagus ini kapan tapi yang aku ingat novel ini sudah lama bertengger di lemariku.

Akhirnya aku memutuskan membaca novel Versus ini karena mengikuti Readathon.id , karena deadline membacanya adalah 1 bulan aku memutuskan membaca novel ini. Aku merasa tidak bisa menghabiskan novel ini dengan cepat, karena ketebalannya dan tidak memiliki waktu yang cukup banyak tapi tak di duga aku sudah menyelesaikannya sekarang.

Kembali lagi pada novel Versus karya Robin Wijaya.


Novel ini menceritakan tentang 3 sahabat yang memiliki sudut pandang yang berbeda, prinsip masing-masing dan latar belakang keluarga yang berbeda.

Amri yang di didik dengan keras oleh ayahnya bahkan ayahnya sering membandingkan dirinya dengan Danu (adik sendiri) dan sang ayah tidak pernah melihat sedikitpun sisi baik dalam diri Amri.

Chandra laki-laki sipit keturunan Tionghoa yang sering dipanggil Cina oleh preman sekelilingnya. Laki-laki yang sering mengeluh tentang etnisnya dan karena dia juga tidak meminta untuk dilahirkan dari etnis Tionghoa.

Bima laki-laki yang berasal dari keluarga broken home dan akhirnya hanya tinggal dengan sang kakak yang bernama Arya tetapi Arya memiliki sebuah rahasia selama ini yang dipendam sendiri.
----
Novel yang disajikan dengan 3 sudut pandang sekaligus, sudut pandang Amri, Chandra, dan Bima walau begitu pemisahan cerita mereka saling terkait bukan sudut pandang yang di pisah-pisah atau mengulang dari alur sebelumnya tapi meneruskan alur yang ada, meneruskan cerita yang ada dan ini membuat aku semakin penasaran.

Dengan dibuatnya 3 sudut pandang mereka yang di sajikan dalam 3 fragmen begitu indah, begitu menceritakan ke 3 orang tersebut dari sudut pandang mereka masing-masing.

Novel yang sangat dikuatkan tentang perbedaan, tentang persahabatan, tentang permusuhan, tentang keluarga, tentang persaudaraan, dan tentang dendam yang disajikan dengan sangat membuat aku berfikir tentang kehidupan selama ini aku jalanin.

----
Beberapa pembelajaran yang dapat kita ambil dari novel ini :
Saat sesuatu sudah dimulai, besar kemungkinan tidak berakhir. Meskipun begitu kita mempunyai pilihan. - hal 23
Ini diibaratkan sebuah pertengkaran atau permusuhan. Bila salah satu kubu memulai dahulu untuk menyerang kubu satunya yang awalnya mereka tidak punya masalah satu sama lain, maka akan terjadi pertengkaran yang hebat dan terjadilah balas membalas. Tapi sebenarnya kubu yang diserang itu memiliki sebuah piliha, dia bisa balas dendam untuk menyerang atau membiarkan saja agar tidak ada peperangan selanjutnya.
Kalau waktu tak pernah berhenti, maka cara kita bertahan adalah dengan terus bergerak. Kalau tak pernah ada solusi, maka cara kita bertahan dari masalah adalah dengan mencoba mengurangi. - hal 23
Menurut aku sendiri itu benar, karena jika kita diam dan tidak bergerak bagaimana kita bisa bertahan dari suatu keadaan padahal waktu itu terus bergerak dan terus berjalan. Sama halnya dengan suatu masalah yang sedang kita hadapi, mana bisa kita bertahan bila diam saja. Dan meamng jika tidak dapat menemukan solusi-solusinya mari kita coba untuk mengurangi masalah-masalah yang ada.
Kita adalah hasil dari apa yang kita lihat, dengar, dan ucapkan. Kata-kata yang masuk ke telinga tak pernah sepenuhnya sekedar lewat, apalagi hilang. Otak kita merekam apa yang ada di sekitar. Dan kita sering kali tidak sadar, hal-hal itulah yang membentuk diri kita dari waktu ke waktu. - hal 106
Ya benar saja, kita memang terbentuk dari apa yang kita dengar. Contohnya anak kecil, mereka meniru apa yang kita ucapkan dan kita lakukan. Lalu, orang-orang yang datang ke seminar dengan mendengar pembicara membahas suatu topik di depan bisa membuat orang-orang yang mendengarnya berubah menjadi orang yang lebih baik, dan memiliki sebuah progres tersendiri terhadap dirinya. Sungguh bahaya bila kita tak memikirkan dampaknya itu benar-benar bisa membentuk anak itu menjadi apa yang kita omongkan ke mereka.
Menjadi dewasa mengajarkan gue bahwa hidup nggak pernah jadi lebih mudah. Lo harus siap menghadapi segala hal yang nggak menyenangkan sama sekali. Dan itu bisa terjadi kapan aja, enta lo siap atau enggak. - hal 161
Karena hidup pasti akan selalu ada hal-hal yang tak bisa kita tebak, kita tak bisa melihat masa depan. Tapi, kita bisa menyusun masa depan itu, jadi lebih baik atau jadi lebih buruk. Dan ketika prosesnya berjalan, ada hal-hal tak terduga yang perlu kita hadapi siap atau enggak siapnya kita. Itulah siklus kehidupan yang ada.

Kadang kita perlu melintasi masa lalu. Bukan untuk mengenang-ngenang tapi untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan, agar kita bisa melangkah lagi tanpa terbebani bayang-bayang. - hal 361
Masa lalu itu bukan untuk dilupakan, tapi untuk membuat kita sadar dan melihatnya lagi adalah awal yang baik untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan dalam hati kita. Langkah awal untuk melangkah ke masa ini atau masa sekarang agar langkah-langkah itu bisa ringan dan tanpa adanya sebuah beban.

Dalam hidup kita perlu keberanian, dan keberanian hanya akan muncul dengan mengalahkan rasa takut.
Ketakutan dan keberanian selalu berbarengan tapi salah satunya bisa diunggulkan terutama yang harus diunggulkan adalah keberanian. Karena hidup selalu keberanian dan hilangkan perlahan ketakutan itu.

***
Selamat mencari novel ini, karena novel ini sudah merupakan novel yang sangat langka dan tentu saja sangat susah untuk dicari.

Bila kalian memilkinya dan belum dibaca, cobalah untuk membacanya secara perlahan nikmatilah setiap kata yang yang ada dalam novel Versus ini.

Dan itulah review tentang novel Versus karya kak Robin Wijaya yang dapat saya sampaikan.

You Might Also Like

0 komentar