"Book Shaming" Muncul Lagi ?? Semua Buku Itu Sama

Mei 27, 2022

 

book shaming muncul lagi
@dianrizkiwahyuningrum

"Book Shaming" Muncul Lagi ? - Sudah lama enggak muncul soal book shaming di dunia perbukuan yang aku tahu, bahkan sudah banyak orang yang mengedukasikan soal ini ke media sosial yang ada. Tapi ternyata hal ini muncul lagi beberapa hari yang lalu. 

Yup bisa dibilang agak telat untuk membahas soal ini, enggak ada salahnya keterlambatan dari pada tidak dibahas sama sekali bukan ? Hal ini terjadi lagi ketika boomingnya pernikahan Maudy Ayunda  beberapa waktu lalu. Ramenya ini terjadi di twitter yang membahas soal buku yang dibaca oleh Maudy Ayunda ini.

Oke balik lagi soal "book shaming", perbuatan ini bukanlah perbuatan yang baik karena bisa membuat seseorang merasakan perasaan yang tidak nyaman terhadap yang sedang ia baca. Lalu apa sih "book shaming" itu ? Yuk kita bahas disini.

Apasih Book Shaming Itu  ?

Menurut artikel kak Sintia Astarina yang juga membahas soal book-shaming. Book-shaming adalah suatu kondisi dimana seseorang membuat orang lain merasa enggak enak, enggak percaya diri, atau merasa efek buruk lainnya, terkait dengan bacaan kesukaan mereka.

Nah kalau versi aku, "book-shaming" adalah sesuatu perbuatan yang tidak baik, perbuatan dimana seseorang menjatuhkan atau menjelakan bacaan orang lain, selain itu juga berpendapat yang kurang bagus terhadap bacaan orang lain.

Contohnya seperti ini :

👧 : " Kamu lagi baca apa ?"
👩 : " Lagi baca buku Fiersa nih."
👧 : " Duh ngapain sih baca buku Fiersabesari, enggak ada manfaatnya gitu"
👧 : " Dari pada baca buku begituan mending kamu baca buku non-fiksi, atau buku berbobot lain"

Nah seperti itu juga book-shaming loh, kalau memang mau memberikan rekomendasi bacaan lain bisa dengan cara yang lebih tepat dan lebih baik. 

Sekarang kita kenali dulu yuk ciri-ciri atau tindakan yang termasuk book-shaming itu seperti apa 

Apa sih makna buku buat kamu ?

me and my book
@dianrizkiwahyuningrum


Book-shaming menurut aku ini sering terjadi karena seseorang belum memahami apa makna buku buat mereka. Coba yuk ngobrol sama diri sendiri dulu, apa sih makna buku buat kamu ? Disini aku tidak ada tujuan untuk menghakimi siapa pun yang belum mempunyai makna apa pun terhadap buku. 

Aku sendiri pun dulu belum paham atau belum menganggap buku sebegitu pentingnya dan membuat buku punya makna tersendiri. Aku baru tahu dan memahami sebegitu berartinya buku terhadap diriku beberapa tahun belakangan ini. Aku berani bilang bahwa seseorang melakukan book-shaming karena belum memahami apa makna buku buat mereka karena aku pernah ada di posisi itu. Untuk ciri-cirinya bagaimana kalian bisa baca di artikel kak Sintia Astarina yang bahas detail soal book-shaming. 

Makna buku buat aku

Buku buat aku adalah sesuatu yang penting. Buku mengajarkan aku banyak hal, buku membuat aku berkeliling kemana pun di dunia ini walau hanya dengan membaca, buku juga adalah teman terbaik menurut aku sejauh ini karena ketika aku bosan dan tidak tahu harus apa aku bisa dengan santainya mengambilnya dari lemari / dari tas untuk segera aku baca. 

Buku itu tidak hanya menjadi teman disaat aku tidak tahu harus ngapain, tapi buku juga membuat aku terhibur ketika aku sedih, dan membuat aku bisa menangis ketika aku tidak bisa menangis.

Aku bertahan dengan dunia teenlit  dari aku sd sampai saat ini, bisa dikatakan saat ini buku yang aku baca bercampur genrenya. Bukan hanya teenlit ada banyak genre yang akhirnya aku baca karena rasa penasaranku terhadap genre lainnya.

Apa bacaan orang harus sama  ?

Jawabanku tentu tidak, buat apa menyamakan bacaan dengan orang lain bila kita tidak bisa nyaman dengan bacaan itu. Apa ujungnya kita tersisihkan dari bacaan orang ? Ah tentu tidak, coba kamu bayangkan bisa dibilang tiap hari buku baru itu terbit.

Ada banyak genre buku di dunia ini, non-fiksi mau pun buku fiksi. Ada banyak buku di luar sana yang terbit terus menerus. Kalau kamu mengikuti bacaan orang lain bukankah kamu akan capek ?

Orang-orang diluar sana menikmati apa yang mereka baca lalu kamu mencoba mengikuti apa yang mereka baca tanpa ada perasaan tertarik, hanya ingin membaca apa yang orang lain baca. Sebenarnya hal ini tidak buruk juga hanya saja ada sisi tidak baiknya.

Kalau kamu berhasil membaca itu sampai habis dan memahami makna / isi bukunya itu bagus, kamu bisa belajar dari buku tersebut tapi masalahnya adalah kalau bacaan orang lain itu ternyata bukan bacaan yang kamu suka, lalu jadinya DNF ( DO NOT FINISH) terus kamu menyesal udah beli bukunya. Bukan kah itu menjadi tidak menyenangkan buat kamu ? 

Sedangkan kegiatan membaca adalah kegiatan yang menyenangkan, bukan kah akan lelah bila seperti itu terus ? Kamu tidak akan menikmati enaknya membaca, dan kamu jadi merasa membaca itu tidak menyenangkan.

Jadi harus bagaimana ?

Menurut aku, buku itu termasuk hal yang pribadi. Jadi kebutuhan setiap orang itu berbeda-beda. Pendapat terhadap buku yang sama pun tiap orang beda-beda, karena itu buku tidak bisa dikatakan jelek secara arti sebenarnya. Tidak ada buku yang jelek hanya saja buku itu belum tepat untuk kamu, kamu akan dapat membacanya ketika waktu yang tepat.

Ada yang membaca karena hanya ingin membaca tanpa mengulik lebih dalam.
Ada yang membaca karena sedang mengisi waktu tunggu / luangnya.
Ada yang membaca karena memang suka membaca buku apa pun.
Ada yang membaca karena ingin merasakan petualangan / pengalaman baru dari dunia tidak nyata.
Ada yang membaca karena sedang membutuhkan ilmu / pengetahuan baru. 
Ada yang membaca karena merasa dia harus mengerti lebih banyak hal.
Ada yang membaca karena rasa penasarannya terhadap sesuatu.

Tujuan orang membaca itu ada banyak dan pastinya tiap orang punya tujuan yang berbeda-beda. Tidak ada bedanya seseorang yang membaca buku fiksi dengan seseorang yang membaca buku non-fiksi. Mereka tetap sama, tidak ada yang superior dengan membaca buku-buku tertentu. Mereka tetap seorang manusia, manusia yang suka membaca atau pun manusia yang menyukai buku.

Jadi jangan kamu judge mereka ketika mereka sedang membaca buku non-fiksi, jangan pula judge mereka ketika mereka sedang membaca buku fiksi. Jika ingin berkomentar / mereview / membahas sebuah buku jangan jelek-jelekan buku lain dan membuat seseorang jadi merasa tidak nyaman dengan apa yang sedang mereka baca. Nikmati saja bacaan yang sedang kamu baca, nikmati saja proses yang sedang kamu alami ketika membaca, dan nikmati saja pengalaman-pengalaman yang kamu dapatkan ketika membaca. Sehingga tidak terjadi lagi yang namanya "Book-shaming".





You Might Also Like

0 komentar