Bulan Dan Bintang Bukan Seperti Kita
November 03, 2018
Malam ini bintang tak sendiri, ia
ditemani oleh bulan sabit yang begitu indah.
Ya.. bulan sabit, bulan yang tak
jarang membuat langit makin indah bila ia muncul.
Melihat bulan dan bintang bersanding
bersama, membuat aku semakin menerawang kemasa-masa itu.
Masa-masa dimana kau dan aku
menjadi kita, masa dimana kau dan aku masih saling sapa, bahkan saling berbagi
cerita.
Tapi, apa daya aku dan kamu
sekarang tak pernah bersapa, tak pernah berbagi cerita. Bahkan, aku dan kamu
seperti orang yang tak pernah saling mengenal.
Aku heran, kenapa kita tak bisa
seperti bulan dan bintang ? Mereka berjumpa dan berpisah tapi mereka masih
saling berbagi. Mereka masih mau berbagi langit untuk menyinari bumi ini.
Kenapa kita tak bisa, tak bisa
berbagi satu sama lain ? Setidaknya, anggaplah aku ada. Anggap aku pernah ada
didalam hidupmu, pernah menjadi cerita di dalam hatimu.
Berpisah dan melupakan. Dua hal
yang membingungkan untukku. Berpisah seharusnya bukan memutus pertemanan, tapi
memutuskan hubungan yang terikat menjadi tak terikat. Kita kenal adalah teman,
lalu kenapa setelah hubungan ini selesai kita tak bisa menjadi teman kembali ?
Kenapa kita tidak bisa seperti sebelumnya
? Saling sapa, saling senyum, saling kenal.
Aku tahu, aku bukan wanita
sempurna.
Aku tahu, aku pernah melukai
hatimu.
Aku tahu, akulah yang memutuskan
hubungan kita.
Aku tahu, kamu ingin waktu untuk
melupakanku.
Tapi, kenapa?
Kenapa caramu melupakanku dengan
membuat kita tak saling mengenal ?
Aku iri, iri melihat bulan dan
bintang yang bisa selalu bersama. Bisa selalu berbagi, walaupun sering kali
mereka meninggalkan satu sama lain.
Kadang, bintang menerangi langit
sendiri. Kadang bulanpun menerangi sendiri. Tapi mereka, masih bisa berbagi
saat mereka menerangi langit bersama.
Bulan pun, tak hanya bulan sabit.
Ada bulan purnama, ada bulan setengah lingkarang. Tapi, bintang akan selalu
berbagi dengan mereka semua. Bahkan ketika bulan sabit yang datang.
Bulan sabit yang tak memiliki
cahaya yang begitu terang, bintang masih mau menemi.
Lalu kenapa ? Kenapa aku yang
sudah tak menjadi kekasihmu, tak bisa pula menjadi temanmu ?
Aku hanya ingin kau tahu, disini
aku menantimu seperti menanti bulan yang datang.
Menanti untuk menjadi temanmu
kembali.
Aku harap kamu disana bisa
kembali menjadi temanku lagi seperti dulu, seperti bintang yang selalu mau
menunggu datangnya bulan. Ntah itu bulan sabit,maupun bulan yang lain.
4 komentar
jadi ingat masa kanak-kanak
BalasHapusperasaan polos itu ah
anak-anak kalau berantem pasti nggak betah lama, anak-anak selalu bisa berdamai dengan cepat dan dengan cara yang simpel.
HapusKeren kak.. semoga bisa bulan dan bintang bisa selalu berteman ya..
BalasHapusTerimakasih kak.
Hapus