Masa Anak-Anak Pada Novel Dunia Duniya

Februari 16, 2019



.
Hai semuanya, apa kalian masih ingat dengan masa anak-anak kalian ?
.
Apa saja yang kalian lakukan pada masa anak-anak ?

Apa saja yang ada dalam ingatan kalian tentang masa-masa itu ?

Dan ingatkah kalian terhadap segudang pertanyaan yang pernah ada di benak kalian waktu itu ?
.
Jujur saja, aku tidak begitu mengingat semuanya, tapi setelah membaca novel Dunia Duniya, semua kenangan masa kecilku terbayang jelas dalam ingatanku.
.
Novel Dunia Duniya ini karya Dewi Sartika pemenang I Sayembara Novel DKJ 2003 dan merupakan buku remaja terbaik IKAPI 2005.

Buku ini pertama kali diterbitkan oleh PT Grasindo, dicetak pertama kali pada tahun 2007 dan cetakan kedua pada tahun 2014.
.
Tokoh utama dalam novel ini seorang anak kecil yang bernama Duniya yang memiliki sejuta pertanyaan di dalam benaknya soal dunia dan soal kehidupan dewasa.

Duniya besar dalam kekerasan kedua orang tuanya, dia berusaha tidak mengecewakan kedua orangtuanya dengan sepenuh usahanya dia. Duniya bukanlah anak yang bodoh, bahkan bisa di katakan Duniya itu cerdas tapi ada hal yang membuat Duniya dibilang bodoh.

Anak-anak yang masa kecilnya dalam kekerasan orang tua selalu mengingat dan ada trauma sampai ia besar, walau begitu mereka memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap orang lain. Walau banyak juga anak-anak yang malah tersesat dalam kekerasan, anak-anak harusnya memiliki masa yang indah.
.
Novel ini mengajarkan banyak hal dalam dunia anak kecil, mengajarkan juga bahwa anak-anak itu polos dan selalu mengingat apa yang mereka dengar dan apa yang mereka lihat.

Kekerasan pada anak itu tidak baik, apalagi hanya karena sebuah nilai pelajaran membuat orang tua harus memukul anak itu dengan sabuk maupun ujung sabuknya. Miris, benar-benar miris bila itu masih ada sampai sekarang.

Anak yang tidak mendapatkan nilai bagus dalam satu pelajaran bukan berarti mereka bodoh, tapi mereka tidak paham dengan apa yang diajarkan. Disinilah peran guru menurut aku juga perlu, ketika anak muridnya tidak bisa bukan dimarahi tetapi dituntun untuk memahami pelan-pelan karena daya tangkap tiap anak itu berbeda.

Jujur saja membaca novel inipun mengingatkan aku pada masa anak-anak dimana terjadi ke kerasan sesama anak-anak, disini juga merupakan peran penting guru dan orang tua. Ketika ada seorang anak yang menjaili temannya begitu terlalu ( sudah pada kekerasan ) saat disekolah seorang guru haruslah menegur dengan keras dan ketika guru memanggil orang tua anak tersebut bukan malah menyogok agar anak itu aman sentosa dari amarah guru-guru ketika keteraluan. Ini merupakan langkah awal dalam mencegah kekerasan berlanjut,
.
Rasanya aku tidak ingin menyudahi dalam membahas buku ini, ini buku yang sangat-sangat bagus untuk dibaca baik remaja maupun orang tua. Bisa masuk dalam pembelajaran awal sebagai orang tua, walaupun ini adalah novel bukan buku non-fiksi tapi ini benar-benar bisa menjadi sebuah pembelajaran untuk kita yang nantinya akan menjadi orang tua atau yang sudah menjadi orang tua walau anak-anaknya masih kecil

You Might Also Like

0 komentar