---- Engkau... Cahaya Hatiku ----

Mei 28, 2018





👧 Nia Sutardi
🏢 Media Pressindo
🔢 Cetakan I, 2015
ISBN : 978- 979-911-535-5
Pages : 192

Assalamualaikum, kali ini saya akan membahas novel yang baru saya baca nih.. Untuk kali ini saya membaca cukup cepat sehingga saya dapat update lebih cepat dari biasanya.
Tapi, seperti biasanya mari kita baca blurbnya terlebih dahulu yaa, cekidot.

< Blurb >

Samar-samar terdengar suara seseorang cowok mengaji yang berasal dari masjid. Suaranya menggaung merdu di telinga Ara. Sejenak gadis itu menghentikan aktivitasnya bermedia sosial. Seperti antena yang mencari sinyal, Ara memasang kedua telinga lebih lebar.
Mendadak hatinya sedikit bergetar....

Ara nggak nyangka kalau ia harus diasingkan di sebuah tempat yang sinyalnya paling Cuma satu-dua bar oleh Cinta, kakaknya sendiri. Oke, dosanya nggak bisa dibilang kecil : ketahuan sering bikin party dan membengkakkan tagihan kartu kredit.

Tapi hukuman dari Cinta juga nggak bisa dibilang ringan untuk ukuran seseorang cewek yang udah nggak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua lagi. Ara harus ikut program pesantren. Selama dua minggu pula! Ini maksudnya biar Ara dapet hidayah, gitu?

Semua dijalani Ara dengan setengah hati. Hingga suatu hari, ia jatuh cinta pada seseorang lelaki yang telah mendapat amanat khusus dari Cinta. Seseorang yang memperkenalkannya pada kerumitan cinta, sekaligus keikhlasan...

.
.

Pertama-tama saya akan membahas covernya terlebih dahulu, dari covernya ini mencerminkan seseorang wanita yang sedang berjalan diantara malam dan pagi. Lalu dari cover ini cukup mencerminkan dari sinopsis yang sudah saya jelaskan diatas.
Nah, covernya ini percampuran warnanya itu pas, enak banget diliat dan menarik mata untuk membaca novel ini.
.

Lanjut ke tokoh-tokohnya yaa, cekidot :

  1. Ara : Seorang gadis yang kekurangan kasih sayang sejak kedua orang tuanya meninggal,selalu merasa dimarahi kakaknya dan kakaknya yang terlalu sibuk mengurusi perusahaan keluarganya. Tetapi, sebenarnya ara ini gadis yang imut dan penurut, serta mudah diatur asal ada orang yang dapat dibicarakan, gadis ini sebarnya juga membutuhkan temat curhat.
  2.  Rahman : Seorang guru yang baik, peduli yang pada semua siswanya, dan seorang yang bertanggung jawab sayangnya Rahman ini cukup membuat saya kesal karena tingkahnya yang membuat saya salah paham tentang perasaanya (segini aja saya jelasinnya, takut jadi spoiler hehehe).
  3. Fatimah : Saya kira awalnya dia bener-bener baik dan tulus tapi ternyata dia dibutakan oleh cintanya terhadap ... (lebih baik kalian baca aja yaa biar penasaran hehe).
  4. Cinta : Kakaknya ara, sebenarnya cinta ini baik dan peduli sama ara. Cinta ingin Ara lebih baik lagi tetapi cinta tidak tahu kalau Ara sebenarnya membutuhkan perhatian dan kasih sayangnya Cinta.
Untuk latar tempatnya lebih berfokus pada dua tempat, yaitu di :
  1. Bandung : Novel ini lebih banyak bercerita di pesantren An-Nur karena Ara kan berada di pesantren ini untuk mendapatkan hidayahnya.
  2. Sekolah Wijaya Kusuma : ini sekolah Ara sebelum dia masuk ke pesantren An-Nur untuk pesantren kilatnya, kenapa juga berfokus disini karena... (tetap ya saya tidak ingin spoiler cerita ini ).

Mari lanjut ke gaya bahasanya, bahasa yang digunakan ringan jadi kalau kamu mau baca ini enggak begitu mikir-mikir banget tapi tetep ada pembelajaran yang didapet kok tenang aja. Menurut saya dengan gaya bahasa yang seperti ini cocok untuk anak-anak remaja maupun anak-anak muda yang sedang ingin memperbaiki diri.

Untuk dialog dan deskripsi pada novel ini imbang, tidak begitu banyak dialog juga tidak banyak deskripsi. Menurut saya termasuk ukuran yang pas dan tidak membosankan, melainkan selalu membuat penasaran.

Alur yang dipakai dalam novel ini, menurut saya termasuk alur yang maju terlebih dahulu kemudian nge-flashback ke masa lalu, dan perpindahannya tidak mengganggu pembaca.

Hanya saja menurut saya ceritanya sedikit menggantung dan bukan seperti apa yang ada dibenak saya, ya saya juga tidak menuntut akan seperti apa yang ada dibayangan saya. Tapi seperti ada sedikit yang mengganjal di akhir ceritanya.

Ya memang novel ini bukan novel yang berfokus pada sebuah cinta tapi lebih berfokus pada sebuah perubahan seseorang tapi saya sebagai pembaca sedikit kesal terhadap Rahman yang endingnya seperti itu, seperti yang tidak saya harapkan.

But, ini hanya opini saya saja, hanya pendapat saya saja yang sebagai pembaca kurang puas akan endingnya ya walaupun tetap saja tetap ada pelajaran yang bisa diambil.

            “Bahwa ke-ikhlasan akan mendatangkan cinta yang sesungguhnya, bukan cinta semua yang ada hanya sesaat, datang dan pergi seenaknya. Tetapi cinta yang tetap akan selalu ada disaat tak terduga dalam hidup kita.”

You Might Also Like

0 komentar