[#BOOKTOUR] DIKEJAR ALPHA - Widi Syah

Mei 23, 2020

Dikejar Alpha merupakan novel yang aku tamatkan di bulan Maret kemarin yang baru sempat aku review bulan ini.
Novel ini merupakan karya dari Widi Syah yang di terbitkan oleh WWG Publisher. Sama halnya dengan novel Only You, novel Dikejar Alpha ini juga dari @romance_thewwg yang memberikan kesempatan kepadaku untuk membacanya.

Judul : Dikejar Alpha

Penulis : Widi Syah

Penerbit : WWG Publisher

Tahun terbit : 2020

Halaman : 266 halaman

ISBN : 978 – 623 – 7347 – 29 – 3


Dikejar Alpha ini menurutku termasuk dalam kategori romance comedy karena banyak adegan comedi yang ada di dalam novelnya. Sebelum semakin dalam aku kasih tahu blurbnya terlebih dahulu ya.

BLURB

Bagi Sastra Prameshwari, punya pacar lebih dari satu itu tidak ada masalah. Selama sang pacar dapat menerima itu sah-sah saja.

Prinsipnya adalah koleksi, seleksi dan resepsi dengan yang terbaik tentunya.

Wajarlah jika perempuan itu menginginkan yang terbaik sebagai pendamping hidupnya.

Bagaimana jadinya jika TAKDIR mempertemukan Sastra dengan tiga lelaki seperti Arkana, Ardia, dan Aksara?

Ketiganya bersaing menjadi satu-satunya laki-laki di hati Sastra, tak diduagakan apalagi di tigakan.

****
Dari blurb di atas udah tahu dong ini menceritakan tentang apa ? Yup, ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Sastra Prameshwari yang sering dipanggil dengan nama Sastra, ia dipertemukan oleh takdir dengan ketiga laki-laki. Pertemuan itulah yang membuat kisah Sastra dimulai.

Kita bahas satu-satunya, dari first impression aku tentang buku ini sampai hal apa sih yang bisa diambil dari novel ini.

First Impression

Kesan pertamaku ketika melihat bukunya itu tuh agak sedikit aneh sama covernya. Covernya ini kan ada seorang perempuan yang seperti dikejar, yang buat aku agak aneh adalah si perempuannya ini. Kenapa gambar perempuannya ini enggak dibuat seperti orang Indonesia bukan seperti orang luar ? Menurutku lebih bagus jika gambar perempuannya ini perempuan-perempuan Indonesia yang mencerminkan nama Sastra Prameshwari.

Lalu dibagian belakang atau bagian blurb novel ini ada tiga gambar laki-laki di bagian bawahnya, aku kurang begitu merasa kalau tiga laki-laki ini menggambarkan karakter Arkana, Ardia, dan juga Aksara. Sama halnya dengan Sastra, tiga laki-laki ini pun digambarkan dengan laki-laki bule.

Aku enggak ada masalah ya sama laki-laki luar, tapi ketika membaca nama Sastra, Arkana, Ardia, juga Aksara yang ada di bayanganku adalah mereka laki-laki Indonesia bukan gambaran laki-laki luar seperti yang ada di dalam buku ini.

Kalau memang penulis ingin menggambarkan dengan laki-laki bule, lebih baiknya sih tidak menggunakan gambar laki-laki luar tapi semacam dibuat seperti cover-cover yang bisa memperluas bayangan dari ketiga laki-laki tokoh utama dan juga tokoh utama perempuannya.

Lalu pemilihan warna cover bukunya yang hijau ini menurut aku kurang begitu menarik pembaca yang tipe memilih novel berdasarkan cover. Kan ada tuh orang yang beli buku atau ingin membaca bukunya karena si covernya cantik dan menarik dengan pemilihan warna menggugah mata untuk meliriknya.

Ini baru bagian cover, selanjutnya aku buka halaman pertamanya dan ternyata di dalamnya ada tanda tangan dari penulisnya dooong. Happy banget aku, nah untuk tanda tangan ini aku kurang tahu apakah ada di semua buku yang diterbitin atau hanya beberapa aja karena tanda tangannya menurut aku bukan tanda tangan yang ditanda tanganin langsung tapi seperti scan-scan nan gitu walau pun begitu aku bahagia dapet tanda tangannya 😁

Lanjut ke halaman PROLOG, di halaman ini bagian atasnya ada gambar uang berterbangan. Ternyata uang berterbangan ini selalu muncul di tiap-tiap bab. Aku sedikit terganggu dengan gambar uang yang berada di atas bab-bab ini karena menurutku enggak begitu nyambung sama ceritanya. Iya sih Sastra bekerja berhubungan dengan keuangan tapi kan fokusnya enggak kesitu menurutku. Agak aneh ada uang berterbangan setiap awal bab walau pun hanya di bagian atas.

TOKOH

Setelah membahas first impression, aku akan membahas tokoh utama. Tokoh utama yang ada di dalam novel ini menurut aku ada empat orang yaitu Sastra, Arkana, Ardia, dan Aksara.

Kita bahas tokoh utama dulu ya.

1. Sastra

Nama lengkap Sastra adalah Sastra Prameshwari, sosok Sastra disini adalah sosok perempuan yang sudah berusia 25 tahun. Perempuan yang memiliki semangat kerja yang luar biasa sekaligus total litas dalam pekerjaannya. Selain pekerja kerasa Sastra juga memiliki sikap yang aneh bin ajaib, salah satunya adalah ketika Sastra bertemu dengan nasabahnya di tempat makan. Ia langsung menyapanya dan tanpa berpikir panjang mengutarakan kekecewaannya karena di putus panggilannya. Mau tahu siapa orangnya ? Baca novelnya ya, di bagian ini Sastra kocak banget pokoknya deh 😁

Selain Sastra pekerja keras, loyal, dan memiliki sikap yang aneh bin ajaib ternyata Sastra juga termasuk orang pemikir. Aku suka penggambaran Sastra yang begitu jelas dalam novel ini, caranya Sastra berfikir, menyikapi masalah, dan menentukan pilihan hidupnya tertutama soal pendampingnya.

2. Arkana

Nama lengkap Arkana adalah Arkana Aryasatya, sosok Arkana dalam novel ini tidak bisa dibilang orang yang dingin tapi juga tidak bisa dibilang orang yang ramah kepada orang lain. Arkana disini juga tegas, huuu tapi aku enggak suka sama Arkana soalnya pelampiasan Arkana ketika kecewa itu tuh apa ya enggak bener gitu.

3. Ardia

Kalau Ardia ini tuh dosen arsitektur yang kaku banget kaya kanebo kering, dia itu enggak suka deket-deket sama perempuan. Tapi nih ya, setelah ketemu Sastra si Arkana ngerasa lebih berwarna gitu. Ardia tuh dosen keren walau pun kaku gitu sih, ya tetep aja pesona Ardia enggak bisa mengalahkan seseorang yang bisa mencuri hati Sastra 😁

4. Aksara

Nama lengkap Aksara yang paling aku suka yaitu Aksara Adisurya. Menurut aku Aksara itu gentel banget, begitu ketemu sama Sastra langsung bilang suka dong 😁 tapi ya gitu Sastra enggak langsung percaya. Dari cowok-cowok lain yang deketin Sastra aku paling naksir sama Aksara soalnya dia itu enggak  cuman ngomong aja di depan Sastra tapi langsung ngebuktiin apa yang dia katain gitu, selain itu Aksara tuh yang paling yakin dan paling sabar nungguin kepastian dari Sastra. Dia yang paling mau berjuang walau pun Sastra enggak jelas haha tapi aku suka banget sama si Aksara ini. Love-love banget deh pokoknya sama si Aksara ini.

Pendapat

Habis bahas soal first impression dan juga tokoh utama dari novel ini, aku mau bahas pendapat aku tentang novel ini.

Menurut aku, novel Dikejar Alpha ini bukan hanya sekedar novel percintaan dan bukan hanya soal pencari pasangan.Tapi novel ini lebih dari itu, kenapa? soalnya nih ya kehidupan Sastra tak sederhana itu, kehidupan Sastra bukan hanya seputar pencarian pasangan dan pekerjaan yang memiliki target. Kehidupan Sastra ternyata lebih rumit dari pada itu,ada masalah yang langsung di beberkan di depan cerita.

Sejujurnya aku agak kaget, aku jarang-jarang nemu nih yang problem di paparkan di depan biasanya kan di pertengahan dan banyak tanda-tanda tanya dulu nih ya di bagian depan. Kerennya kak Widi Syah ini walaupun problem di munculin di depan tapi tetep tanda tanya
    "Ada apa sih sebenernya masalah Sasatra itu?"
    "Kenapa kakaknya Sastra kabur ?"
    "Kenapa dan kenapa?"
banyak banget nih tanda kenapanya di dalem novel ini, sampai di bagian menuju akhir baru deh semuanya terjawab kenapanya itu.

Ending dari novel Dikejar Alpha ini juga enggak terduga gitu, pasangan yang di pilih Sastra yang ngebuat aku kaget dan nggak ada bayangan sebenernya kalau ternyata dia. Nasib yang lainnya pun bikin kaget, enggak nyangka mereka malah jadian sama orang terdekat mereka masing-masing. Keren kak Widi Syah ini membolak balikan pikiran dan hatiku ketika baca.

Pesan Moral

Bagian paling penting dari setiap novel buatku adalah pesan moral. Selain itu bagiku novel fiksi / novel pasti memiliki sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh penulisnya dengan cara masing-masing.

Novel Dikejar Alpha ini pun sama, walau ini bergenre romance yang juga komedi menurutku juga memiliki pesan moral di dalamnya.

Pertama, seburuk atau banyaknya masalah dalam keluarga merekalah tempat kita pulang. Keluarga akan selalu ada untuk kita dalam keadaan apa pun, dan keterbukaan dalam keluarga itu penting agar tidak adanya kesalah pahaman, permasalahan tidak di pinggul oleh satu orang, dan solusi terbaik bisa didapatkan dengan adanya sebuah komunikasi.

Kedua pertemanan / persahabatan, walau banyak sebuah persahabatan yang berakhir dengan tidak baik pasti ada sebuah persahabatan yang bertahan sampai akhir hayat. Hanya bagaimana cara menjaga persahabatan itu, sebuah komunikasi yang dijalin, sebuah keterbukaan yang tulus bukan keterbukaan yang ternyata memiliki niat lain. Sahabat pasti punya cara penyampaian yang berbeda-beda, mereka akan mendukung dan akan menegur bila kita salah. Sahabat yang sesungguhnya tidak akan melukai tanpa sebuah alasan, tidak akan membuat kecewa tanpa sebuah maksud yang baik, dan tidak akan meninggalkan ketika sedang terpuruk.

Ketiga pasangan, memilih pasangan bukan perkara terdesaknya umur tapi soal kemantapan hati. Memilih pasangan bukan juga karena sebuah keadaan, tapi kecocokan. Kecocokan bukan perkara hobi yang sama. Tapi pemikiran, dan juga visi misi apakah sejalan atau tidak. Kesiapan keduanya, dan seberapa yakin antara keduanya.

Kesimpulan

Sampai juga di akhir pembahasan ya. Kesimpulan dari review ini adalah novel ini ringan, cocok untuk kalian baca, lebih baiknya yang membaca sudah cukup umur karena memang ada adegan di atas 17+ tapi juga bukan adegan yang sangat vulgar juga sih. Walau begitu, aku lebih menyarankan novel ini untuk orang-orang yang umurnya sudah cukup.

Dari segi cerita dan alur cerita ini cocok juga untuk mematahkan reading slump karena begitu membaca lembar pertama bisa membuka minat baca yang macet.

Semoga review dari aku bermanfaat untuk kalian ya 😊

You Might Also Like

0 komentar